I Made Bandem adalah salah satu pemikir kebudayaan Bali terpenting pada abad ini. Bandem dikenal sebagai seniman mumpuni serta cendekiawan handal yang telah memimpin sejumlah perguruan tinggi seni termasuk STSI Denpasar (1989-1997) dan ISI Yogyakarta (1997-2006). Atas peran dan dedikasinya dalam bidang kebudayaan, Bandem dianugerahi the International UNESCO Music Council Award, the Habibie Award, the Koizumi Fumio Prize, dan Lencana Kebudayaan Republik Indonesia. Sembari mengayomi Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar, Bandem aktif menulis, dan baru-baru ini menerbitkan buku tentang empu karawitan Bali, I Gusti Putu Made Geria dan buku suara (audiobook) Wimba Tembang Macapát Bali.
Dikenal sebagai sosok yang tegas dan mempunyai banyak ide kreatif, Ida Bagus Dharmadiaksa adalah seorang akuntan, ekonom, dan dosen di Universitas Udayana. Sepanjang pengabdiannya dalam dunia pendidikan tinggi, beliau dipercaya memangku berbagai jabatan penting seperti Pembantu Dekan III FE Unud (1999-2003), Pembantu Dekan II FE Unud (2004-2007), Ketua Program Diploma 3 FE Unud (2008-2012), dan juga pengawas berbagai lembaga keuangan mikro seperti LPD Desa Pakraman Panjer (2004-2018) dan Koperasi Pegawai Negeri Unud (2007-sekarang). Ida Bagus Dharmadiaksa turut mendirikan lembaga kursus dan sertifikasi Bisma Informatika, dan sembari memimpin Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar, beliau aktif memberi konsultasi manajemen dan bisnis bagi berbagai instansi pemerintah dan swasta.
Dadang Hermawan dikenal sebagai sosok entrepreneur tangguh dalam bidang pendidikan yang memulai kariernya sebagai guru di beberapa SMA dan bimbel di Kabupaten Bandung. Kecintaan terhadap dunia pendidikan mendorongnya menanggalkan seragam PNS untuk terjun total merintis dan mengembangkan berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Jawa dan Bali. Kini, selain memimpin ITB STIKOM Bali yang diakui sebagai kampus TIK terbesar dan termaju di Bali, Dadang Hermawan juga aktif memimpin berbagai lembaga bergengsi sebagai Presiden Friendship Force Denpasar dan Ketua Umum CORIS (Cooperation Research Inter University) yang memayungi kerja sama antar perguruan tinggi TIK di seluruh Indonesia.
Dikenal sebagai pribadi yang lugas dan serba sederhana, Satria Dharma mempunyai latar belakang sebagai guru dan pimpinan berbagai lembaga pendidikan tinggi seperti Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIKOM) Balikpapan (1999-2008). Selain itu, Satria Dharma memangku amanah sebagai Ketua Dewan Pendidikan Kota Balikpapan (2003-2006) dan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (2009-2015) sebelum akhirnya memutuskan untuk memanfaatkan waktunya lebih banyak bagi gerakan literasi Indonesia yang mempunyai fokus meningkatkan kecintaan dan kemampuan membaca dan menulis di kalangan generasi muda se-Indonesia. Satria Dharma juga adalah penulis handal, merespon berbagai isu dan fenomena yang ‘trending’ di media sosial, yang kemudian setiap akhir tahunnya dirangkum dan dicetak sebagai buku kaleidoskop. Saat ini, beliau menetap di Surabaya dan memangku tugas sebagai anggota Tim Forum Literasi Indonesia Dikdasmen Kemdikbud Republik Indonesia.